Blogger Template by Blogcrowds

^_^ WELLCOME ^_^

Selamat Datang...Sugeng Rawuh...
di BLOGGER pertamaku....
ini adalah artikel tentang e-lerning yang di fokuskan kepada materi kuliah tentang Konsep Teknologi Informasi

terima kasih sudah berkunjung di alamat link ini...

Aplikasi GIS untuk Perkebunan

Abtraksi

Sistem informasi geografi membantu menginventarisasi data-data lahan perkebunan tebu menjadi lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tananan dapat dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat dipantau dari direksi.

Latar Belakang
Kompleksitas permasalahan lahan tebu dapat menjadi bom waktu, bagi BUMN-BUMN yang memiliki lahan tebu namun tidak mendata aspek legalitas dan potensi problem. Disamping aspek teknik pengelolaan sumberdaya lahan pertanian akan memberikan nilai lebih dengan aplikasi teknologi informasi. Keputusan managemen menjadi lebih terarah apabila didasarkan atas visualisasi kondisi pelaksanaan di lapangan dan analisisnya.

Merancang sistem informasi geografi merupakan kombinasi dari berbagai keahlian di bidang pertanian, geografi, geodesi, teknologi informasi, ilmu budidaya pertanian, issu-issu spesifik dibidang pertanian, kesuburan tanah, biologi tanah dan issu isu lain terkait dengan management lahan dapat memberikan wawasan bagi direksi untuk mengambil keputusan yang lebih tepat bagi pengembangan perusahaan perkebunan.

Metodologi

Untuk merancang aplikasi GIS bagi perkebunan tebu, perlu didefinisikan terlebih dahulu tingkat skala perencanaan.
1. Tingkat detail 1 : 10.000 membutuhkan peta kadaster dari pengukuran lahan tebu. Selanjutnya di digitasi menjadi peta bereferensi geografis untuk dimasukkan ke aplikasi GIS.
2. Tingkat Semi detail 1 : 25.000 diperoleh dari peta interpretasi foto udara (terbaru). Selanjutnya di digitasi menjadi peta bereferensi geografis untuk dimasukkan ke aplikasi GIS.
3. Tanpa skala : dikoleksi dari peta-peta / gambar-gambar kebun dan didigitasi menjadi peta bereferensi geografis untuk dimasukkan ke aplikasi GIS, namun akurasi sangat tidak mendukung.

Peta-peta tersebut harus dikelompokkan menurut satuan pengelolaan lahannya, setiap entity pengelolaan lahan didaftarkan menjadi database yang memiliki id record. Tahapan selanjutnya yaitu melengkapi tabel managemen pengelolaan lahan yang memiliki id yang sama dengan id peta satuan pengelolaan lahan.

Tahapan analisis kebutuhan dari managemen pengelolaan lahan merupakan kebutuhan untuk mendapatkan masukkan dari pakar di bidang pertanian untuk mengoptimalisasi pengelolaan sumber daya lahan. Berbagai teknologi yang sudah diterapkan pada lahan tersebut maupun analisisnya menjadi kebutuhan untuk dikerjakan secara tersendiri dalam tim yang merancang pengelolaan lahan existing dan alternatifnya.

Pada tahap final implementasi dari grand design aplikasi, dengan memasukkan keseluruhan informasi menjadi aplikasi GIS untuk perkebunan tebu dengan output sistem informasi perkebunan tebu.

Hasil dan Kelebihan
1. Sistem ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database, perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan ulang pengelolaan perkebunan tebu menjadi sistem yang terintegrasi.

2. Dalam jangka panjang, bisa direduksi kemungkinan permasalahan lahan baik fisik maupun sosial. Bahkan dapat menjamin keberlangsungan perkebunan tebu, dengan syarat pihak managemen senantiasa mempelajari berjalannya sistem ini dan mengambil keputusan managerial yang tepat.

1 komentar:

Terima kasih mas yang pemalu...
Ilmunya dibagi-bagi kepadaku yang masih awam ini.

15 Agustus 2008 pukul 01.50  

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda